Saturday, March 12, 2011

PHK Adalah Jalan Terakhir


28 Desember 1991

KELOMPOK usaha Bakrie pada Februari 1992 akan berulang tahun ke-50. Perusahaan dengan karyawan 12.500 orang ini dapat dijadikan contoh usaha pribumi yang tangguh. Sepeninggal pendirinya, almarhum Achmad Bakrie, kepemimpinan perusahaan berada di tangan Aburizal (Ical) Bakrie, sebagai anak tertua. Di ruang kerja Ical ada patung dan sederet lukisan, antara lain karya Popo Iskandar, yang memvisualkan tiga ekor macan. "Itulah tiga macan Bakrie. Saya, Nirwan, dan Indra," kata Ical, mengaitkan lukisan itu dengan keluarga penerus Bakrie. Kamis pekan silam, Ical menerima wartawan TEMPO Mohamad Cholid dan Adrian T. Gesuri.
Petikannya: Bagaimana dunia bisnis Indonesia tahun ini?
Keadaan sekarang sulit. Pernyataan Kadin, seusai rapat pimpinan yang berakhir 18 Desember, juga menegaskan bahwa keadaan yang sulit itu disebabkan perekonomian dunia yang belum sembuh. Khususnya Amerika Serikat dan Eropa Barat. Satu-satunya perekonomian yang masih dapat berkembang hanyalah Jepang. Namun, kalau konjungtur perekonomian dunia tetap menurun, mau tak mau ekonomi Indonesia akan terpengaruh. Ekspor berkurang. Sikap Anda menghadapi tahun depan?
Banyak orang yang optimistis. Pemerintah sangat optimistis karena mengharapkan adanya perubahan pertumbuhan ekonomi. Kalau pertumbuhan ekonomi bertambah, tekstil kita meningkat, orang travelling ke Indonesia. Bila itu terjadi, ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh pada tahun depan. Kalau tidak, saya sangat khawatir. Sebab itu, Indonesia harus dapat mengandalkan pasar dalam negeri yang 180 juta orang. Meskipun daya beli tipis, tetap saja merupakan pasar yang besar. Bagaimana mungkin dengan situasi moneter seperti sekarang? Kan investasi sudah dikembangkan oleh swasta, tinggal pengaturannya. Sekarang, yang jadi masalah pokok di dalam negeri, khususnya PMDN, adalah tight money policy (TMP). Sinyal dari Pemerintah sudah diberikan. Mestinya kalau suplai uang bertambah, harga turun. Tapi, kenyataannya tidak. Karena itu, dalam pernyataan Kadin, ditegaskan perlunya menormalkan kembali fungsi perbankan. Saya tidak tahu kita mau ke mana sekarang kalau otoritas moneter tidak dapat mengatasi problem-problem yang ada.
Bagaimana langkah-langkah di lingkungan Grup Bakrie sendiri?
Kami tak melakukan investasi baru. Misalnya, proyek engineering ditunda. Yang sudah jalan seperti seamless pipe, kelapa sawit, dan telekomunikasi tak dapat disetop. Untuk 1992, kendati Pemerintah optimistis, kami perlu berjaga-jaga. Kepada Saudara Tanri Abeng, saya minta melakukan konsolidasi ke dalam, melakukan efisiensi, termasuk mengurangi travelling expenses, biaya-biaya lobi. Yang penting penyederhanaan prosedur dapat menghemat pada bunga, cost of fund. Tapi, kalau ada PHK, itu merupakan usaha terakhir dalam pengurangan cost.
Apa yang harus segera dilakukan Bakrie, selain konsolidasi?
Yang harus dilakukan adalah, bagaimana mendapatkan nilai tambah yang lebih bagi produk-produk primer. Jadi, selain konsolidasi juga harus mengubah strategi. Pertama, membentuk satu jalur kepada pusat-pusat keuangan dunia yang lebih dekat. Kedua, menguasai jalur-jalur perdagangan dengan pemilihan produk-produk tertentu. Misalnya karet. Dahulu omzetnya hanya 30 juta dolar/tahun. Melalui Lewis & Peat Rubber, yang berpusat di London, New York, dan Singapura, jadi 210 juta dolar/tahun dan akan terus berkembang. Perusahaan milik Bakrie itu sebulannya memperdagangkan 25 ribu ton karet, sedangkan produk karet kami sendiri hanya 25 ribu ton setahun.
Berapa keuntungan Bakrie tahun ini dan berapa target tahun depan?
Kalau total grup Bakrie, saya nggak hafal. PT Bakrie & Brothers tahun ini kira-kira untung Rp 10,1 milyar. PT Bakrie Nusantara Corporation kira-kira untung lebih banyak dari Bakrie & Brothers. Jadi, keuntungan itu lebih tinggi dibandingkan tahun lalu meskipun bunga bank jauh lebih tinggi. Saya kira 1992 tak akan lebih buruk dibandingkan 1991.
Bagaimana kabar proyek seamless pipe Bakrie, yang bekerja sama dengan Pertamina dan perlu investasi US$ 300 juta?
Karena seamless pipe merupakan proyek 1990, tidak terkena aturan baru. Secara resmi jalan terus. Untuk penggulirannya, produksi pertama, kami mulai Februari akhir 1992.
Bagaimana perkembangan pengusaha pribumi?
Berat. Yang terutama membuat mereka berat adalah permodalan mereka lemah. Lalu, ada masalah manajemen. Jadi, entrepreunership perlu dikembangkan. Tapi, kalau bunga perbankan begitu tinggi, bagaimana mereka dapat hidup. Karena itu, Kadin sudah meminta agar dana 5% keuntungan dari BUMN digabung saja dengan KUK dari perbankan yang besarnya 20%. Kadin akan membentuk satu badan yang akan mengurus dana gabungan itu. Menyangkut hubungan pri dan nonpri, kemarin dalam rapat pimpinan Kadin, Sofyan Wanandi mengatakan bahwa sebaiknya para pengusaha mempererat persatuan. Ini ajakan yang bagus sekali.

No comments:

Post a Comment