Sunday, March 13, 2011

Kawasan Industri di Bangka


27 November 1993

HARGA timah boleh merendah, tapi pamor Pulau Bangka sebagai salah satu sentra ekonomi di Provinsi Riau belum boleh padam. Itulah yang dilakukan PT Tambang Timah akhir-akhir ini. Upaya badan usaha milik negara (BUMN) ini untuk menggiring investor ke Pulau Bangka rupanya tak sia-sia. Kamis pekan lalu, telah ditandatangani naskah kerja sama antara PT Tambang Timah dan PT Bakrie & Brothers. Dalam kontrak itu tercantum, Bakrie akan membangun kawasan industri di Kecamatan Belinyu, 80 kilometer utara Kota Pangkalpinang. Di daerah itu, menurut Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Tanri Abeng, akan dibangun kawasan industri seluas 1.000 hektare. Pada tahap permulaan baru 100 hektare, dengan investasi US$ 80 juta atau sekitar Rp 160 miliar. ''Pembangunannya akan dimulai tahun depan dan ditargetkan selesai November 1995,'' kata Tanri. Sebagai pionir di Belinyu, PT Bakrie dan Tambang Timah akan membangun pabrik pipa baja. Menurut Tanri, dipilihnya Pulau Bangka -- setelah Batam, Bintan, dan Karimun -- sebagai pulau industri memang untuk mengantisipasi perkembangan Sijori (Singapura-Johor-Riau) dan pasar luar negeri yang semakin kompetitif. Di samping, tentunya, kegiatan eksploitasi gas alam di Natuna, dengan deposit tak kurang dari 48 triliun kubik. Tapi, apakah Bangka sudah siap dengan fasilitas? Direktur Utama PT Tambang Timah, Kontoro Mangkusubroto, memastikan bahwa infrastruktur seperti sarana pelabuhan, listrik, telepon, dan air sudah tersedia. ''Sarana-sarana itu sudah dibangun oleh PT Tambang Timah,'' ujarnya.



No comments:

Post a Comment