Thursday, March 10, 2011

Gelar Orang Muda Berkarya


08 November 1986 
DALAM sehari Aburizal Bakrie kaget dua kali. Ceritanya, Sabtu pekan lalu, ia ikut terpilih sebagai satu dari lima "Orang Muda Berkarya Tingkat Nasional 1986", yang diumumkan di Kantor Menpora, Jakarta. "Soalnya, umur saya sudah tua, 40 tahun. Ketika mengisi formulir, saya sudah bilang, apa masih pantas," kata orang nomor dua di PT Bakrie Brothers ini. Insinyur elektro dari ITB ini sebenarnya tak perlu kaget. Salah satu kriteria pemilihan menentukan, usia calon antara 21 dan 40 tahun. Akan halnya Aburizal, bapak tiga anak, baru 15 November nanti ia persis 4C Artinya, lima juri (yang diketua oleh Juwono Sudarsono, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI) yang sudah di atas 40, masih menganggap Aburizal anak muda. Kaget keduanya, karena "pembuat pipa baja" ini pun terpilih sebagai "Orang Muda Berkarya Tingkat Internasional 1986".
Pemilihnya sudah tentu Jaycees International yang berkantor di Florida, AS. Untuk tahun ini terpilih tujuh orang muda yang berkarya tingkat internasional, yang penobatannya akan dilangsungkan di Nagoya, Jepang, Rabu pekan depan. "Lumayan, saya bisa ke Jepang dengan gratis," kata Aburizal, yang tak lagi kaget (dan cemas, mungkin), toh, dalam penobatan itu nanti ia pun masih 40 tahun kurang 3 hari. Inilah pemilihan pertama dari Indonesia Jaycees, yang sebenarnya telah berdiri pada 1969. Wadah eksekutif muda ini merupakan organisasi nonpolitik, tak membedakan warna kulit, dan keanggotaannya bersifat terbuka. Berdiri pertama kali sebagai Junior Chamber Movement pada 1915 di AS, kemudian diubah menjadi Junior Chambers of International pada 1972 kini punya 75 cabang di seluruh dunia.
Jaycees International menetapkan 13 kriteria bagi calon terpilih. Antara lain, keberhasilan berwiraswasta dan berinovasi di bidang ekonomi, keberhasilan di bidang politik atau membantu program pemerintah, keberhasilan dalam kepemimpinan akademis. Untuk terpilih secara internasional, setidaknya tiga kriteria terpenuhi. Berapa kriteria dipenuhi oleh Aburizal, yang pernah jadi juara karate se-Jawa Barat, tak jelas. Adapun empat yang lain pilihan Indonesia Jaycees adalah Guruh Sukarno, Iwan Jaya Azis Pratiwi Soedarmono, dan Seto Mulyadi. "Saya jadi tambah semangat," komentar Guruh. Akan halnya Seto, kemenangannya ini diduganya karena ia berdomisili di Jakarta, dan sering diwawancarai media massa. "Jadi, sebenarnya kebetulan," ujarnya.
Ada yang tak muncul, hari itu, yakni Pratiwi Soedarrnono, calon astronaut Indonesia itu. "Yang saya takuti, setelah pemilihan ini, orang jadi sinis pada saya," katanya. "Soalnya, saya merasa tak pantas menerima predikat itu. Saya 'kan belum terbukti berkarya," ujar Pratiwi kepada Sayadi, wartawan TEMPO. Satu lagi, Iwan Jaya Azis, 33, Ketua Departemen Ekonomi & Studi Pembangunan Universitas Indonesia, juga tak hadir. Yang satu ini alasan absennya jelas: sedang jadi dosen tamu di Jepang.

Sumber: Majalah Tempo

No comments:

Post a Comment